STUDI KASUS Jika GAGAL Panen Jahe Melimpah, Tapi Harga Merosot
Dalam hukum ekonomi ada yang namannya hukum pasar. Apabila barang melimpah maka harga menurun. Apabila barang langka harga naik. Sama seperti komoditi jahe. Jahe jika sedang melimpah harga pasarannya bisa hanya berkisar Rp 3.000-4.000/kg. Seperti yang dialami desa panjalu. Sumber: http://panjalu.desa.id/2013/08/01/panen-jahe-melimpah-petani-keluhkan-harga-2/
Saat ini, Engkusman dan petani jahe emprit lainnya di Desa Panjalur dan Mandalarer sedang panen besar jahe emprit yang telah ditanam 1 tahun yang lalu. Namun dirinya dan perani jahe emprit lainnya belum dapat menjual hasil panennya. Para petani memilih untuk menyimpannya sampai harganya kembali stabil.
Menurutnya jika harus dijual dengan harga berkisar Rp 3.000-4.000/kg, akan menyebabkan petani mengalami kerugian yang amat sangat besar. Karena biaya perawatan dan bibit jahe Jahe Merah | Jahe Gajah | Jahe Emprit | Jahe Instan | Jahe Putih sangat mahal.
Hasil panen Jahe Merah | Jahe Gajah | Jahe Emprit | Jahe Instan | Jahe Putih saat ini hampir mencapai 700 ton, karenanya Engkus dan petani lain terpaksa menggunakan gudang dan 2 rumahnya untuk menyimpan jahe. Untuk informasi lebih lanjut mengenai jahe merah dan emprit dapat menghubungi : Engkus Kusnara : 082-31544-3579, atau tweeter: @AjiPanjalu (08132-2469-399)
Oleh karena adannya kasus seperti di atas maka kirannya perlu adannya jaheprener. Yaitu seorang entreprener yang mampu menjual produknya dari hulu kehilir sampai dengan konsumen. Coba pikir pemodal besar seperti wing dengan TOP KOPInya saja menguasai hulu sampai hilir, apalagi petani kecil seperti kita. Iyaa tooo??? Selamat berentrepreneurr..
-------------------------------
CASE STUDY If FAIL Ginger Abundant Harvest , But Prices Decline
In law there are namannya economic laws of the market . If the goods are abundant , the price decreases . If the price of scarce goods rise . Just as commodity ginger . Ginger if it is abundant market value can only range from Rp 3.000-4.000/kg . As experienced Panjalu village . Source: http://panjalu.desa.id/2013/08/01/panen-jahe-melimpah-petani-keluhkan-harga-2/
Currently , Engkusman and other ginger farmers in the village and Mandalarer Panjalur large harvest ginger was planted one year ago . But he and other ginger perani can not sell their crops . The farmers choose to save it until the price stabilizes .
He said if it should be sold at prices ranging from Rp 3.000-4.000/kg , will cause losses farmers suffered extremely large . Because the cost of maintenance and seed ginger Red Ginger | Elephant Ginger | Ginger Emprit | Instant Ginger | Ginger White is very expensive .
Yields Red Ginger | Elephant Ginger | Ginger Emprit | Instant Ginger | Ginger White is currently almost 700 tons , hence Engkus and other farmers are forced to use a warehouse and two houses to store ginger . For more information on red ginger and CVD can contact : Engkus Kusnara : 082-31544-3579 , or tweeters : @ AjiPanjalu (08132-2469-399)
Therefore adannya case as above then kirannya need adannya jaheprener . That is a entreprener are able to sell their products from upstream to downstream consumers . Think big investors such as wing with TOP coffee just mastered upstream to downstream , especially small farmers like us . Iyaa tooo ? ? ? Congratulations berentrepreneurr ..
-------------------------------
Dalam hukum ekonomi ada yang namannya hukum pasar. Apabila barang melimpah maka harga menurun. Apabila barang langka harga naik. Sama seperti komoditi jahe. Jahe jika sedang melimpah harga pasarannya bisa hanya berkisar Rp 3.000-4.000/kg. Seperti yang dialami desa panjalu. Sumber: http://panjalu.desa.id/2013/08/01/panen-jahe-melimpah-petani-keluhkan-harga-2/
Saat ini, Engkusman dan petani jahe emprit lainnya di Desa Panjalur dan Mandalarer sedang panen besar jahe emprit yang telah ditanam 1 tahun yang lalu. Namun dirinya dan perani jahe emprit lainnya belum dapat menjual hasil panennya. Para petani memilih untuk menyimpannya sampai harganya kembali stabil.
Menurutnya jika harus dijual dengan harga berkisar Rp 3.000-4.000/kg, akan menyebabkan petani mengalami kerugian yang amat sangat besar. Karena biaya perawatan dan bibit jahe Jahe Merah | Jahe Gajah | Jahe Emprit | Jahe Instan | Jahe Putih sangat mahal.
Hasil panen Jahe Merah | Jahe Gajah | Jahe Emprit | Jahe Instan | Jahe Putih saat ini hampir mencapai 700 ton, karenanya Engkus dan petani lain terpaksa menggunakan gudang dan 2 rumahnya untuk menyimpan jahe. Untuk informasi lebih lanjut mengenai jahe merah dan emprit dapat menghubungi : Engkus Kusnara : 082-31544-3579, atau tweeter: @AjiPanjalu (08132-2469-399)
Oleh karena adannya kasus seperti di atas maka kirannya perlu adannya jaheprener. Yaitu seorang entreprener yang mampu menjual produknya dari hulu kehilir sampai dengan konsumen. Coba pikir pemodal besar seperti wing dengan TOP KOPInya saja menguasai hulu sampai hilir, apalagi petani kecil seperti kita. Iyaa tooo??? Selamat berentrepreneurr..
-------------------------------
CASE STUDY If FAIL Ginger Abundant Harvest , But Prices Decline
In law there are namannya economic laws of the market . If the goods are abundant , the price decreases . If the price of scarce goods rise . Just as commodity ginger . Ginger if it is abundant market value can only range from Rp 3.000-4.000/kg . As experienced Panjalu village . Source: http://panjalu.desa.id/2013/08/01/panen-jahe-melimpah-petani-keluhkan-harga-2/
Currently , Engkusman and other ginger farmers in the village and Mandalarer Panjalur large harvest ginger was planted one year ago . But he and other ginger perani can not sell their crops . The farmers choose to save it until the price stabilizes .
He said if it should be sold at prices ranging from Rp 3.000-4.000/kg , will cause losses farmers suffered extremely large . Because the cost of maintenance and seed ginger Red Ginger | Elephant Ginger | Ginger Emprit | Instant Ginger | Ginger White is very expensive .
Yields Red Ginger | Elephant Ginger | Ginger Emprit | Instant Ginger | Ginger White is currently almost 700 tons , hence Engkus and other farmers are forced to use a warehouse and two houses to store ginger . For more information on red ginger and CVD can contact : Engkus Kusnara : 082-31544-3579 , or tweeters : @ AjiPanjalu (08132-2469-399)
Therefore adannya case as above then kirannya need adannya jaheprener . That is a entreprener are able to sell their products from upstream to downstream consumers . Think big investors such as wing with TOP coffee just mastered upstream to downstream , especially small farmers like us . Iyaa tooo ? ? ? Congratulations berentrepreneurr ..
-------------------------------
0 komentar:
Posting Komentar